Main Article Content

Abstract

Terdapat unit pengolahan pada IPAM yang pada saat proses pengolahannya menghasilkan limbah seperti air backwash dari unit filtrasi dan sludge dari unit clearator. Apabila  langsung dibuang ke badan air maka berpotensi merusak ekosistem juga berdampak negatif pada jumlah air yang tersedia sebagai sumber air baku. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui dosis optimal koagulan dan persentase kebutuhan air dalam pengolahan air backwash unit filtrasi dan sludge unit clearator IPAM di Surabaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode jartest dengan beberapa variasi yakni  4 variasi dosis koagulan dan 6 variasi persentase kebutuhan air backwash dan sludge. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dosis koagulan yang optimal dan persentase air pada pemanfaatan air backwash unit filtrasi adalah dosis 40 ppm dapat menurunkan nilai kekeruhan dengan persentase removal sebesar 88,4% dan persentase air backwash sebanyak 25%. Sedangkan untuk pemanfaatan sludge unit clearator, dosis koagulan yang optimal ialah pada dosis 60 ppm dapat menurunkan nilai kekeruhan dengan persentase removal sebesar 99,2% dan persentase sludge sebanyak 20%.


 


There is processing unit at IPAM which during processing produces waste such as backwash water from the filtration unit and sludge from the clearator unit. If it is dumped directly into water bodies, it has the potential to damage the ecosystem and also have a negative impact on the amount of water available as a raw water source. The aim of this research is to determine the optimal dose of coagulant and the percentage of water required in the backwash water treatment of the filtration unit and sludge clearator unit of IPAM in Surabaya. The method used in this research is the jartest method with several variations, namely 4 variations in coagulant dosage and 6 variations in the percentage of backwash water and sludge requirements. The results of this research show that the optimal coagulant dose and water percentage in the use of backwash water from the filtration unit is a dose of 40 ppm which can reduce the turbidity value with a removal percentage of 88.4% and a backwash water percentage of 25%. Meanwhile, for the use of sludge clearator units, the optimal coagulant dose is 60 ppm which can reduce the turbidity value with a removal percentage of 99.2% and a sludge percentage of 20%.

Keywords

Air Backwash Dosis Optimal Koagulan Kekeruhan Persentase Kebutuhan Air Sludge Clearator

Article Details

How to Cite
Fatekhah, P. N., & Amalia, A. (2024). Penentuan Dosis Koagulan dan Persentase Kebutuhan Air pada Pemanfaatan Air Backwash Unit Filtrasi dan Sludge Unit Clearator di IPAM Surabaya. Jurnal TESLINK : Teknik Sipil Dan Lingkungan, 6(1), 88-95. https://doi.org/10.52005/teslink.v6i1.316

References

  1. [1] Zulhilmi, Efendy, I., Syamsul, D., & Idawati. (2019). Faktor yang Berhubungan Tingkat Konsumsi Air Bersih pada Rumah Tangga di Kecamatan Peudada Kabupaten Bireun. Jurnal Biologi Education, 7(November), 110–126.
  2. [2] Nor, A., Muttaqin, I., & Trianiza, I. (2020). Optimalisasi Dosis Koagulan Dan Peningkatan Kinerja Pac (Poly Aluminium Klorida) Dengan Penambahan Kaustik Soda Dalam Proses Pengolahan Air Bersih Di Pdam Bandarmasih Kota Banjarmasin Menggunakan Metode Jar Test. Journal of Industrial Engineering and Operation Management, 3(2), 2–6. https://doi.org/10.31602/jieom.v3i2.4254
  3. [3] Mirelda Sari, S., & Rinawati, R. (2021). Analisis Pengaruh Backwash Terhadap Pengolahan Air Bersih Di Water Treatment Plant (Wtp) 1 Pdam Way Rilau Bandar Lampung. Analit:Analytical and Environmental Chemistry, 6(02), 198–208. https://doi.org/10.23960/aec.v6.i2.2021.p198-208
  4. [4] Permatasari, T. J., & Apriliani, E. (2013). Optimasi Penggunaan Koagulan dalam Proses Penjernihan Air. Jurnal Sains Dan Seni Pomits, 2(1), 6–11. http://ejurnal.its.ac.id/index.php/sains_seni/article/view/3054
  5. [5] Maharani, D. A., Oktiawan, W., & Zaman, B. (2017). Pengaruh Variasi Bentuk dan Diameter Tube Settler Terhadao Efisiensi Penyisihan TSS Pada Reaktorsedimentasi Rectangular. Jurnal Teknik Lingkungan, 6, 1–10.
  6. [6] Lestari, S. A. (2017). Efektivitas Penggunaan Bahan Koagulan Dalam Proses Perencanaan Pengolahan Bangunan Air Minum. Jurnal Teknik Lingkungan, 5(03), 21–28.
  7. [7] Fatma, I., Budiono, A., & Baskoro, R. (2023). Penentuan Dosis Optimum Koagulan Aluminium Sulfat Unit Dissolved Air Flotation Waste Water Treatment Plant Pt Kawasan Industri Intiland. DISTILAT: Jurnal Teknologi Separasi, 8(1), 169–175. https://doi.org/10.33795/distilat.v8i1.329
  8. [8] Wahyudin, H. K. (2022). Optimalisasi Dosis Aluminium Sulfat dalam Metode Jar Test pada IPA di PDAM Tirta Prabujaya Kota Prabumulih. Jurnal Kolaboratif Sains, 5(12), 834–838. https://doi.org/10.56338/jks.v5i12.2765
  9. [9] Asni, N., N.S.P, R., Djonaedi, E., & Wahyuni, R. (2022). Penentuan Dosis Optimum Koagulan FeCl3 Untuk Pengolahan Air Limbah Industri dengam Metode Jartest. Jurnal Ilmiah Indonesia, 7(6), 6953–6961. https://doi.org/10.2207/jjws.91.328
  10. [10] Asrifah, D. (2015). Pengolah Air Backwash Tangki Filtrasi Menggunakan Proses Koagulasi Flokulasi Dan Sedimestasi (Studi Kasus Unit Pengolahan Air Bersih Rsup Dr. Sarjito). Jurnal Sains &Teknologi Lingkungan, 7(1), 41–50. https://doi.org/10.20885/jstl.vol7.iss1.art4
  11. [11] Bancin, J. B., & Nuzlia, C. (2020). Turbiditas dan pH Air Baku Pada Instalasi Pengolahan Air Bersih. AMINA, 1(3), 139–147.
  12. [12] Nisa Farikhatin, I. N., & Aminudin, A. (2019). Pengaruh Penambahan Dosis Koagulan Terhadap Parameter Kualitas Air dengan Metode Jartest The Effect of Coagulant Dosage Added on Water Quality Parameters with the Jartest Method. Jurnal Riset Sains Dan Teknologi, 3(2), 61–67. https://doi.org/10.30595/jrst.v3i2.4500
  13. [13] Widiyanti, S. E., Pabbenteng, P., Saputra, E. W., & Islamiati, A. N. (2019). Optimasi Proses Koagulasi Menggunakan Campuran Koagulan Aluminium Sulfat Dan Poly Aluminium Chloride (1:1) Pada Pengolahan Air Sungai Tello. Konversi, 8(1), 59–62. https://doi.org/10.20527/k.v8i1.6515